Monday, January 7, 2013

Kisah Oei Hui Lan

Sebelumnya, coba baca ini
Sempat bingung karena alamat blog FB Agnes Davonar yang saya masukkan sebagai favorit tidak ada artikel baru untuk sekian waktu. Yang setelah diusut ternyata sudah pindah alamat..

Awalnya tertarik ingin membaca kisah ini karena gambar cover wanita berambut panjang yang misterius.
Ya maklum, saya penggemar kisah horor dan penampakan tsb mirip dengan salah satu adegan di film horor Jepang 'The Ring'  :D

Membaca kisahnya membuat saya menarik beberapa kesimpulan :
- Bila kita bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu, pasti akan berbuah hasil.
Lihat bagaimana perjuangan ayah Oei Hui Lan, Oei Tiong Ham, sedari awal hingga akhirnya menjadi saudagar gula terkaya se-Asia Tenggara.
- Kekayaan bukan sesuatu yang bisa menjamin kebahagiaan.
Biasanya makin kaya seseorang maka akan makin banyak godaan untuk berbuat khilaf. Bisa pula menjadikan seseorang itu arogan dan tidak perduli dengan sekitar.
- Kemampuan beradaptasi sangat penting dalam memposisikan diri dalam masyarakat. Ada pepatah mengatakan 'burung akan terbang bersama dengan kawanannya', yang berarti bila perlu kita harus meniru tindakan serigala menyamarkan diri dalam kerumunan domba.
Tentu dalam artian positif.
- Seberapa pun berantakannya sebuah rumah, ia tetaplah rumah di mana kita bisa dengan tenang beristirahat dan melepaskan segala kewaspadaan.
- Kehidupan seperti roda berputar, kadang kita di atas, di lain waktu kita di bawah.
Oleh karenanya slalu persiapkan diri untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi. Jangan terlalu melonjak saat kita sedang sukses, dan jangan menyerah saat kita terpuruk.
- Pada akhirnya semua manusia akan menemui ajalnya, menutup tirai pentasnya, dari tanah kembali ke tanah..

Beribu salut untuk si penulis karena bisa merangkai cerita dengan sumber yang terbatas.
Sulit membayangkan bagaimana saya bisa menuliskan dialog yang terjadi di antara para tokoh bila saya tidak hadir di lokasi pada waktu itu.Mencari detail peristiwa yang tidak pernah dialami juga bukan sesuatu yang mudah.

Juga bertanya2 apa rasanya memiliki ratusan ribu USD di masa2 sebelum kemerdekaan Indonesia..

HW07012013
© by WP

Sunday, January 6, 2013

Ultah Pernikahan Ortu ke-30

Artikel ini merupakan artikel yang sudah lama saya 'pendam'. Seharusnya dituliskan pertengahan Mei yang lalu, tapi baru bisa direalisasikan sekarang.


Pada tanggal 17 Mei 2012 orangtua saya merayakan ulang tahun pernikahan mereka ke-30 di Cirebon.
Perjuangan saya untuk mencapai Cirebon lumayan panjang. Bermula dari terlambat bangun dan akhirnya harus menunda keberangkatan dengan travel ke Bandung, kemudian karena rute yang biasa saya naiki sudah penuh, maka saya pun berganti rute ke yang lebih jauh.
Belum lagi travel dari Bandung ke Cirebon mempunyai jadwal perjalanan yang lebih jarang..
Dan di tengah tol menuju ke Bandung, kendaraan yang saya tumpangi mengalami kerusakan.
Lengkap sudah.. (untung cuaca lumayan cerah hari itu, sehingga tidak perlu menunggu tumpangan sambil berhujan2 ria)
Mendengar kabar tersebut, mama saya ngomel2.. Katanya, "Mau sampai di sini jam berapa? Sudahlah ngga usah ke sini.."
Karena terus kena omel, saya pun sempat emosi sejenak.. Hampir melakukan perjalanan sendiri dengan kereta ke tempat yang memungkinkan untuk dikunjungi..
Tapi toh akhirnya saya dengan sabar menanti kendaraan yang menuju ke Cirebon dan tiba di sana menjelang pukul 11 malam.
Ajaibnya, mama tidak marah2 seperti siang harinya, Mungkin sudah habis juga energinya :p

Tiga dasawarsa hidup bersama,
bergandengan arungi rumah tangga..
Tak pelak ombak mengombang-ambing,
suka duka hampir beriring..
Itulah seuntai pengujian
berapa kuat satu ikatan..

Yang saya suka setiap kali bertemu dengan mama adalah sejumlah masakan favorit akan tersaji di meja makan (Yumm!)
Lumayan untuk perbaikan gizi sesekali :D
 

Hari berikutnya kami bermalam di tempat wisata dan menumpang berenang di Hotel Grage. Tak lupa menggunakan fasilitas sauna yang tersedia.
Yah, not bad for a short holiday lah :D

Betapa sebuah pengorbanan yang penuh sabar..
Merawat anak2 hingga tumbuh besar,
membiayai bersekolah dan belajar,
lalu mencari penghidupan dan berpencar.
Kami menganggapnya sesuatu wajar,
namun sejatinya kasih yang tak henti berpijar,
pun sampai akhir hayat takkan memudar.

Terimakasih atas jodoh yang kita miliki..
Semoga selamanya abadi..

HW03012013
© by WP

Tuesday, January 1, 2013

Tahun baru 2013

Tahun ini saya merayakan tahun baruan bersama dengan teman2 yang saya kenal di jejaring sosial. Jelas saya tidak ingin mengulang lagi melewatkan kesempatan serupa tahun lalu.
Kami pun bermalam di rumah salah satu teman di Cibubur, sibuk dengan persiapan bakar2an, kemudian menatap langit memandangi pendar kembang api yang menghias angkasa malam.
 


Melihat kembali yang pernah saya kerjakan, terutama karya menulis, merasa bahwa ada sedikit perbaikan dalam pemilihan diksi. Berharap nantinya bisa menjadi lebih baik lagi.
Dan seandainya memungkinkan, ingin bisa menjadikan menulis sebagai sumber pemasukan di hari tua nanti.
Hmm, semoga saja bisa dicapai secara perlahan..

Percik bunga buyar di angkasa,
menanda waktu berganti warsa..
Sambut ia dengan tangan terbuka,
siaplah diri menjadi beda..
Pula singkap hati dan pikiran,
benahkan jiwa jelang masa depan.. 

Resolusi tahun ini, sebisa mungkin tidak terlambat ke kantor. Dan bisa lebih produktif dari tahun sebelumnya, baik dalam hal pemasukan dan juga karya tulis.
Dan kalau diijinkan (kesannya serakah amat yak?), bertemu dengan seseorang yang sesuai dengan harapan dan siap menerima saya apa adanya..


Aminnnn..

HW06012013
© by WP