Showing posts with label Photograph. Show all posts
Showing posts with label Photograph. Show all posts

Monday, March 11, 2019

Manly Beach, Here I Come!!

Sedari awal, saya menghindari untuk tinggal di kota yang padat penduduk, terutama Sydney. Tapi siapa sangka, saya malah mendarat di Manly, salah satu kota pantai dari sederetan Northern Beach di NSW (New South Wales, state di mana Sydney berada).
Bermula dari selesainya masa bakti saya (ciee, formal abis..) untuk melengkapi 88 hari kerja persyaratan mendapatkan second year visa, saya kemudian mencari next destination sekaligus apa yang bisa dikerjakan. Waktu itu saya iseng-iseng juga browsing lokasi gym atau lapangan untuk bermain voli di sekitar Darwin dan around Australia (one of my favourite sport), tak sengaja melintaslah iklan Volleyfest 2018 (ajang pertandingan voli pantai internasional) yang membutuhkan volunteer. Tanpa pikir panjang, saya kemudian mendaftarkan diri secara online. Setelah positif diterima oleh pihak panitia, saya lanjut cari tiket menuju Sydney dan tempat tinggal di Manly.
salah satu adegan pertandingan final di Volleyvest 2018

Tidak ingat bagaimana ceritanya, saya bisa mengetahui rute perjalanan menuju ke sana (most probably sih atas bantuan om Google maps).
Setibanya di bandara nasional Sydney, saya membeli kartu Opal (one for all transportation di NSW) via vending machine, naik MRT (serupa KRL di Indonesia) menuju ke station Circular Quay, lalu menyeberang ke Manly Beach menggunakan ferry.
pemandangan sesaat sebelum bersandar di pelabuhan Manly


Di atas ferry saya melihat ada beberapa orang berbicara dalam bahasa asing. Dari cara mereka berpakaian, saya menebak bahwa mereka bekerja di bidang perhotelan. Makanya saya agak tenang dengan kemungkinan saya bisa kembali bekerja sebagai HK untuk meneruskan hidup.
Setibanya di sana, saya langsung jatuh cinta dengan suasana pantainya, pemandangan laut dan ombak, semilir angin dan kicau burung (maklum, baru saja meninggalkan kota Darwin yang terkenal gersang dan memiliki iklim nyaris sama dengan Indonesia). Saat itu juga, saya memutuskan untuk extend tinggal di sana, dan berencana berkeliling mencoba mencari pekerjaan.

Sebenarnya jarak antara Manly Wharf ke hostel yang saya pesan, Manly Backpacker, tidak terlalu jauh, hanya sekitar 2-3 blok saja. Tapi barang bawaan sayalah (di foto kanan, tumpukan di sebelah kiri) yang bikin perjalanan terasa berat..

Serunya tinggal di hostel, kita bisa bertemu dengan backpackers/WHV holder dari beberapa negara berbeda, contohnya UK, Brazil, Argentina, Italia, US, dll. Lumayan juga buat berlatih bahasa Inggris dengan aksen-aksen ajaib. Ha..
Hostel tsb memiliki beberapa fasilitas antara lain ruang mandi dan toilet, laundry room, ruang komputer dan movie, pool table, living room, pantry dan dining room.

Ajang Volleyfest berlangsung selama 1 minggu. Dalam masa itulah saya mencoba metode sebar resume door-to-door. Dan bersyukurnya, saya tinggal di negara yang memiliki perpustakaan umum hampir di setiap kota, lengkap dengan fasilitas internet dan printer.

Ada beberapa toko pakaian yang memasang iklan mencari sales assistant di jendela etalase mereka, tapi berhubung saya sadar bahwa kemampuan komunikasi saya kurang baik, bukan tipe narasif, argumentatif, atau persuasif, saya melupakan peluang tsb. Pilihan kemudian jatuh ke hotel dan restoran2 sekitar. Agak susah mencari pekerjaan dengan wajah Asian seperti saya (oh yea, I do think local people here are a bit racist compare to those in Darwin), but I must be positive and keep on searching..

Beberapa pekerjaan yang pernah saya jalani adalah sebagai waitress di Izumi Japanese Restaurant (the longest I have here), junior sales assistant di Paul's Warehouse - Balgowlah, massage therapist di Real Chinese Massage - Manly dan Grace's Oasis Massage - Dee Why.
Sempat trial di restoran sebagai kitchen hand, tapi di-cut di hari itu juga. Saya pun merasa cara kerja saya agak pelan (belum pernah bekerja di dapur dan menggunakan dish washing machine) plus tinggi badan kurang memadai (perlu meletakkan kembali piring2 yang sudah dicuci ke rak yang posisinya agak tinggi). Agak sayang sih, soalnya manager-nya good looking and helping. Ha..

Berikut beberapa foto pemandangan sekitar Manly Beach:
1. Rona langit pantai kala siang dan senja..

2. Hiruk pikuk di pantai
Segerombolan orang
Sekawanan burung camar (seagulls)

3. Shelly Beach
 
Lokasi Shelly Beach bisa dijangkau dengan berjalan kaki sekitar 10-20 menit dari Manly Beach. Sesekali saya dan penghuni hostel lainnya bermain dan minum2 di sana (ssstt..)
Pernah juga (entah kesurupan apa) saya berenang di sana pada pagi hari. Padahal saat itu NSW sudah memasuki musim dingin. Lebih hebat lagi, ada beberapa orang lansia yang konon sudah biasa berenang bolak-balik dari Shelly-Manly di pagi hari.

4. Opera House different angle, time and weather..

Long story short, perjuangan mencari pekerjaan di Manly dan sekitarnya tidak berjalan baik, besar pasak daripada tiang. Dan karena itulah, saya memutuskan untuk berpindah ke destinasi selanjutnya, yaitu Canberra (ACT), karena lokasinya yang berdekatan dengan Sydney/NSW dan searah jarum jam di atas peta.

See you around!

Pesan : Jangan terpaku di satu tempat atau suatu hal terlalu lama, terutama pada saat kalian merasa sepertinya perjalanan tidak begitu mulus.

© by WP
SB Blok M 11032019

Tuesday, November 1, 2016

Curcol Pengangguran


 Sudah lama tak kurasa tenang seperti ini..
Hanya suara burung, ombak, dan angin menemani.
Menatap ufuk di kejauhan,
serta riak air berkejaran.. 

 Dua minggu merantau di benua hijau
belum juga kutemukan pencaharian.
Walaupun muncul resah dan risau,
tapi ku coba terus bertahan.
Ku yakin garis sudah diatur,
hanya menunggu waktu berulur..

 

* tak sengaja menemukan pantai yang indah di dekat lokasi tempat tinggal

© by WP
Drw 311016

Bintang Harapan

Tengadah wajah menatap langit pekat..
Sepi tanpa rona bulan yang memikat,
ramai oleh cahaya bintang gemerlap..
Sejenak kuterdiam dan menitipkan harap,
"Aku ingin masuk dalam lubang kelinci itu.
Berpacu waktu menjamu tamu mengisi saku.
Bila ini bukan jalanku,
segera tibalah kans baru.."

* Ide setelah melanglang mencari pekerjaan dan kebetulan melihat satu coffee house bernama 'The Rabbit Hole'

© by WP
Drw 291016 

Friday, October 28, 2016

[WHV] Shopkeeper di Kakadu - sub 2

Melanjut cerita sebelumnya..

Setelah perjalanan hampir 3 jam, kami pun tiba di lokasi toko.
Terdapat di daerah Oenpelli (Rd) dan bernama Gunbalanya Service Station. Serupa minimarket, menjual kebutuhan sehari2, makanan paket atau langsung jadi, pulsa dan di luarnya terdapat gas station (untuk menambah bahan bakar kendaraan bermotor, terutama mobil).
Yah, namanya juga satu2nya toko di pedalaman, jadi palu gada, apa lu mau, gw ada. Hehe..
tampak luar toko

Karena terletak jauh dari kota, maka karyawan mendapatkan fasilitas tempat tinggal (mess). Bentuknya seperti kontainer yang sudah dirombak dan disekat menjadi beberapa kamar.
Mess ini letaknya berseberangan dengan toko. Cukup berjalan kurang dari 1 menit.
tampak luar mess

Lingkungan tempat tinggal pun lumayan bagus. Terdapat pelataran hijau dan ada pavilion di sana..

Dan beginilah pemandangan yang terlihat dari arah mess..

Pekerjaannya tidak susah, hanya saja perlu tenaga lebih. Kita harus jeli melihat mana barang yang sering dibeli (fast moving item) dan segera mengisi kembali rak tsb (restock shelves). Memindahkan barang dari gudang ke area toko, membongkar kardus agar mudah dibuang dan didaur ulang, juga membersihkan area toko di akhir hari.
Saya juga diajarkan cara mengisi BBM dan membuat burger berisi bacon maupun dengan ekstra patty beef.
Lumayan buat tambah pengalaman..

Sayangnya, saya tak bertahan lama di sana.
Pada sore hari pembayaran upah, saya belum juga mendapatkan info TFN (Tax File Number, serupa NPWP di Indonesia), dan menurut pihak perusahaan (diwakilkan oleh bu bos), hal tsb ilegal dan bisa merugikan perusahaan (perusahaan yang ketauan merekrut karyawan yang tidak terdaftar pajak akan dikenakan denda cukup besar, demikian pula karyawan yang bersangkutan).
Setelahnya, saya coba menghubungi kakak saya di Adelaide karena saya menitipkan TFN di alamat rumahnya. Seminggu berlalu dari proses pengajuan dan seharusnya sudah bisa didapatkan. Benar lah, dan kemudian saya susulkan data tsb ke manajer toko.
Selama masa menunggu dikirimkan data TFN pun saya tak boleh bekerja di toko. Coba lihat betapa mereka sangat mematuhi peraturan (sebenarnya ada pertimbangan keselamatan kerja juga sih..)

Saya sempat berpikir untuk lanjut bekerja. Namun kemudian satu per satu kekurangan saya disebutkan: cara bekerja lambat/kurang gesit, tak bisa mengemudi mobil (ada kalanya kita perlu mengantar pulang customer yang berbelanja banyak dan tak bawa kendaraan), dan tak bisa tinggal lama/menetap (rencana saya hanya tinggal di Darwin beberapa bulan saja, kemungkinan 4 bulan).

Secara keseluruhan, dari segi hubungan dengan bos (si kumbang), lingkungan tinggal, konten pekerjaan, upah, keharusan berkomunikasi dengan penduduk sekitar tidaklah masalah. Namun akhirnya saya memilih mundur dari pekerjaan karena saya merasa bahwa kalaupun saya berusaha keras untuk menjadi lebih baik, bila yang (terlanjur) mereka lihat adalah kekurangan saya, maka apa yang saya kerjakan adalah percuma.

So, goodbye Kakadu..

© by WP
Drw 261116

[WHV] Shopkeeper di Kakadu - sub 1

Melanjut posting sebelumnya..

Pada siang hari tgl 24 Okt, saya dijemput si kumbang dan kami pun berangkat bersama menuju lokasi tokonya. Padahal beliau sedang dalam tahap penyembuhan dan tak diperbolehkan mengemudi mobil.
(Ybs mengaku bahwa ia seorang yang workaholic semenjak masih muda. Jadi masa penyembuhan selama 5 minggu cukup menyiksa dirinya)
Hm, lucky me, eh blessed me..

Sebelum menuju pedalaman, saya sempat ke rumah beliau untuk menitipkan satu koper persediaan baju musim dingin dan stok toiletries, sekalian beliau menikmati makan siang terlebih dahulu.

Pemandangan sepanjang jalan menuju Kakadu adalah pepohonan di kiri kanan, langit biru, serta jalanan aspal yang perlahan digantikan jalanan tanah merah (gravel road) dan pegunungan batu.


Lokasi toko berada di dalam kawasan Kakadu National Park, yang merupakan tempat wisata alam yang cukup terkenal di daerah NT (Northern Territory) Australia ini. Sayangnya, lokasi wisata dan toko terpisah jalur, sehingga saya hanya bisa memanfaatkan kesempatan untuk mengabadikan signature-nya saja.

Kemudian terlihat sign board nama jalan dan nama daerah, yang menandakan bahwa kami mulai memasuki area khusus pemukiman Aborigin.

Di tengah perjalanan, ada satu area yang mesti melintasi sungai. Bila musim penghujan tiba, maka jalan tsb akan ditutup dan pengunjung dialihkan ke jalur udara, menggunakan pesawat kecil yang memuat 3 orang penumpang.


Waktu saya berangkat, kondisi sungai masih aman terkendali, sedang tidak pasang dan jalanan hanya terendam sekitar beberapa cm saja. Namun pada saat saya keluar dari site (3 hari setelah tiba), jalanan terendam sekitar 10 cm dan saya melihat sekelompok turis di atas kapal kecil sedang berburu untuk melihat buaya. Dan memang ada!

Bila ingin berwisata di area NT terutama daerah berair, waspadalah, karena buaya bisa saja muncul di sekitar Anda. Yang penting perhatikan papan peringatan dan cobalah untuk tidak melanggar.

cerita selanjutnya, setiba di lokasi kerja serta fasilitas yang didapat.

© by WP
Drw 141116

Sunday, October 16, 2016

[WHV] Perdana di alam terbuka NT

Sebelum berhasil mendapatkan WHV, saya banyak meraup informasi dari grup di salah satu media sosial dan aplikasi chatting.
Menjelang keberangkatan ke negeri kangguru, dalam grup chat ada yang mengajak jalan2 ke wisata alam di NT. Karena jadwal ketibaan saya adalah hari Minggu subuh menjelang pagi, maka saya pun mengajukan diri untuk ikut serta dalam perjalanan tsb.
Setiba di Darwin, saya dijemput oleh salah satu rekan berinisial YD, mampir dan numpang mandi di rumah MK, lalu menjemput rekan lain, WT dan RD. Total peserta trip kali ini adalah 5 orang sesuai kapasitas mobil, tiga perempuan dan dua laki-laki.

Spot pertama yang kami kunjungi adalah Territory Wildlife Park.
Signage di bagian dalam lokasi wisata
Selaras dengan nama, kondisinya memang mirip dengan alam liar. Habitat dijaga tetap alami, sehingga yang tampak adalah pemandangan hutan di kanan kiri, dan yang merupakan pugaran adalah jalan raya, jembatan titian, dan shelter/halte.
jalan2 di hutan ditemani genangan sungai
please meet wallabies, adik kecil dari kangguru

Tempat ini mempunyai rute jalan setapak menghubungkan beberapa area di dalamnya, sehingga pengunjung bisa berjalan mengitari keseluruhan taman.
Salah satu bagiannya adalah danau dan hutan beserta kawanan unggas..

Beberapa tempat lain adalah ruangan untuk hewan malam (nocturnal animal), kolam pasir di mana kita bisa melihat ikan pari raksasa, danau dengan pelikan dan buaya cilik, konservasi beberapa jenis burung, akuarium, dsb.
Di dalam ruang akuarium, saya melihat sesuatu yang unik, yaitu kumpulan kerajinan tangan dari benang wol yang dibentuk/disusun menyerupai terumbu karang dan ditempel di papan pada dinding.
Kerajinan ini merupakan hasil karya dari kegiatan sosial lho.. Ini juga yang membuatnya bernilai lebih di mata saya.

Setelah itu, kami beranjak ke Berry Springs Nature Park.
Inilah permandian alam dengan kawasan piknik di luarnya. Jadi para pengunjung bisa bersantai dan mengisi perut terlebih dahulu sebelum menikmati segarnya air sungai di sana.
salah satu kelebihan di Australia adalah ada beberapa tempat wisata terbuka yang menyediakan tungku untuk barbeque..

bekal makan siang kami
Setelah bersantap, kami pun siap menceburkan diri (sebenarnya hanya saya dan YD yang berenang, sisa tiga teman duduk di pinggiran kolam)
upper pool, jernih dan dangkal
daerah penghubung upper dan lower pool

lower pool, lebih luas, berwarna biru kehijauan, dan dasar kolam tak terlihat
Setelah puas berenang dan menikmati alam, kami pun bergegas pulang ke kota.

Berikut video yang dibuat oleh salah satu rekan WHV..
(bunch of thanks to YD)

Cerita sebelumnya, ketibaan di Darwin

© by WP
Drw 271116

Thursday, April 3, 2014

Trip ke Mekarsari

Entah sudah berapa lama mendengar nama 'Taman Buah Mekarsari' (TBM), namun baru sempat mengunjunginya akhir pekan lalu.

 

TBM merupakan salah satu lokasi wisata incaran saya karena saya ingin mengetahui contoh penerapan agribisnis, perpaduan antara agrikultura dan bisnis, di Indonesia.

 

Di sini pengunjung bisa mengenal beberapa jenis buah2an yang umum dijumpai di Indonesia.
Bila beruntung, saat musim buah tertentu, pengunjung cukup membayar lagi sejumlah uang dan bisa merasakan pengalaman sebagai petani buah yang sedang memanen..

Setelah keluar dari lahan parkir, pengunjung akan disambut dengan sebuah papan selamat datang dengan berbagai bahasa.. 

Supaya tidak tersesat, ditempatkan pula signboard warna-warni..

pekarangan depan yang sangat lapang..

tersedia penjual makanan yang 'bersembunyi' dalam kulit buah2an..
dari kiri ke kanan : durian, nanas, nangka, jeruk, dan manggis..


tidak perlu takut kecapean berjalan di area taman yang luas karena ada minibus keliling..

Apakah Anda merasa sedang berada di peradaban lain?

Bonus :
terkadang kita lupa bahwa ada kehidupan kecil selain manusia..
bunga rambat dan semut hitam..

Setelah puas jalan berkeliling dan belanja buah, saatnya meninggalkan TBM..

Dan lagi.. kami diantar dengan ucapan 'selamat tinggal' dalam berbagai bahasa..

Selang beberapa waktu, saya baru menyadari bahwa desain TBM dibuat penuh warna, juga dengan karaker lucu buah2an..
Mungkin untuk menarik pengunjung terutama dari kalangan anak2..

Ya, semoga semakin banyak tempat wisata yang mendidik seperti ini.. :heart:

SBHW 03042014
© by WP