Friday, May 5, 2017

West vs East

Setelah setengah tahun lebih tinggal di Australia, saya menemukan/merasakan perbedaan dalam beberapa aspek kehidupan antara budaya barat (Western = W, dalam hal ini diwakilkan oleh Australia) dan budaya timur (Eastern = E, mewakili Asian, especially Indonesia), sebagai berikut:

- fisik atau perawakan
W : badan tinggi besar, rambut pirang, warna kornea mata beraneka (cokelat, biru, hijau, abu), mata besar seperti bola pingpong, hidung mancung, kulit putih cenderung merah dan (kebanyakan) berbintik
E : badan kecil mungil, rambut hitam, warna kornea gelap (cokelat hingga hitam), bentuk wajah biasa, kulit beragam dari kuning langsat, sawo matang, hitam legam..

- makanan dan minuman 
W : roti/ toast, burger, steak, chips (french fries), salad, wine, beer, kopi
E : nasi dan lauk pauk, jajanan kue dan gorengan, teh, kopi, jamu

- gaya berpakaian/fashion
W : sederhana, terbuka/minim (kadang terlihat belahan dada ataupun bagian punggung ke bawah)
E : cenderung lebih tertutup, maunya yang branded dan harga murah

- transportasi
W : teratur, ada halte tetap sehingga kendaraan umum tak sembarang naik turun penumpang (jika kita terlambat tiba di halte, walaupun bus baru bergerak 2 meter, kadang ada supir yang menolak untuk membukakan pintu)
E : tak beraturan, masih banyak kendaraan pribadi berseliweran. Proses pengajuan SIM bisa lewat agen, sehingga kadang ada saja pengemudi yang tak tau fungsi lampu sen dan arti rambu2.

- gaya hidup/tingkat konsumerisme, hiburan
W : beberapa public amenities (fasilitas umum, contoh taman bermain, alun2 kota, toilet) gratis, beberapa destinasi wisata tak memungut biaya karcis masuk atau parkir kendaraan. Acara TV kebanyakan social comedy atau acara talk show yang memotivasi
E : mementingkan prestis alias gengsi, cenderung suka berbelanja, sehingga mal atau pusat berbelanja menjamur di perkotaan. Acara TV dipenuhi dengan infotainment (acara gosip) dan sinetron, di mana ceritanya selalu tentang perseteruan dalam keluarga atau kisah cinta antara muda-mudi (lah, bagaimana anak SD tidak ikut2 pelukan dan ciuman di tempat umum?)
rasanya kangen dengan 'Keluarga Cemara', 'Lupus' atau 'Si Doel anak Sekolahan'

- sosialisasi
W : ramah, tak ragu menyapa atau memberi senyuman pada orang asing yang ditemui di jalan, berkomunikasi secara langsung dengan orang di sekitar, tak sering memegang HP dan perangkat telekomunikasi lainnya
E : lebih aktif menggunakan media sosial di dunia maya. makin banyak follower makin keren (bahkan sampai ada bisnis jual beli follower, duh!), saat berada di rumah makan, tak pelak check-in (post lokasi saat itu), update status, foto makanan dsb

- cara berpikir dan opini masyarakat
W : cenderung cuek, terbuka, menerima perbedaan (walaupun ada juga yang rasis, tapi jarang ditemui)
E : kritis berlebih (alias kepo), seringkali terpengaruh oleh pendapat orang-orang di sekitar, beranggapan bahwa mempunyai banyak uang/harta (kaya raya) sama dengan memiliki kuasa.

untuk dua poin di atas, kadang agak miris lihat kondisi di Indonesia saat ini..
Tentang seorang pemimpin yang tegas dan jujur namun dicekal sana sini, hanya karena beliau keturunan Tionghoa, beragama tidak sama dengan mayoritas penduduk Indonesia, walaupun Beliau bekerja GIAT dan JUJUR.
Juga dengan tokoh masyarakat yang lebih aktif menyampaikan pendapat mereka (dan atau curhat) di status media sosial yang berakhir perang status, serta artis sering memamerkan foto gaya hidup sehingga timbul kecemburuan sosial.

- pendidikan
W : tak pandang ras, status, usia, siapapun bisa mengenyam pendidikan (walau mungkin hanya kedok agar bisa mendapatkan ijin tinggal lebih lama)
E : sampai di usia tertentu, cenderung malu atau malas untuk menempuh pendidikan lebih lanjut

- cara mengasuh anak
W : anak punya hak untuk berbicara dan memilih apa yang mereka mau (berhubung saya bekerja sebagai pramusaji di restoran, tak jarang saya melihat sekeluarga dengan anak2nya, terkadang balita, dan mereka bisa mengobrol dan mendengarkan apa yang dikatakan si anak), tak dimanja, bebas beraktivitas dan berkreasi, tak khawatir anak bermain di ruang terbuka sampai baju kotor
E : orang tua selalu benar, bila tidak mengikuti nasehat orang tua berarti membangkang. Bila anak merajuk, maka akan diiming-imingi sesuatu, contoh membelikan makanan favorit atau mainan, anak sebaiknya duduk tenang dan bermain di dalam rumah, seringkali diberikan device (contoh smartphone, tab) sebagai sarana bermain

Sementara baru itu yang terpikirkan. Mungkin nanti terkilas lagi, atau barangkali ada yang mau menambahkan/menyumbang opini.
Tidak ada maksud untuk memuja negeri lain dan atau menjelekkan negeri sendiri.
Garuda masih di dadaku kok..

© by WP
Manly 05052017