Monday, December 24, 2012

Banjir, banjir!

Banyaknya waktu luang belakangan ini memberikan saya lebih banyak ruang untuk berpikir dan merenung.
Berhubung saya bukan seorang motivator terkenal, ya inilah media yang saya punya :D

Manusia itu makhluk yang egois. Tidak terkecuali siapapun. Yang membedakan hanyalah kadar dan tingkat kontrol diri masing2..
Mereka saling menuding, saling menyalahkan, tapi enggan becermin..
Contoh gampang, sikap saat menanggapi banjir yang melanda Jakarta ibu kota tercinta.
Sepertinya dari tahun ke tahun makin parah saja.
Apa pengaruh global warming sehingga jumlah cairan di bumi meningkat? Atau tanah bumi makin terbebani oleh jumlah manusia yang bertambah padat (belum termasuk dosanya) hingga makin tenggelam?
Warga menyalahkan kinerja gubernur yang baru menjabat, tapi apa sudah refleksi? (bukan refleksi merenggangkan badan, tapi refleksi melihat ke diri sendiri lho ya)
- Sudahkah buang sampah pada tempatnya?
mending kalo buang sampah yang tidak menimbulkan timbunan sampah, misal buang2 uang di panti sosial atau buang muka saat bertemu mantan teman..
- Sudahkah menghemat penggunaan kertas, sumpit bambu yang bahan bakunya diambil dari alam?
- Sudahkah mengurangi penggunaan wadah sterofoam, kantong plastik, dan sampah lain yang susah teruraikan dalam jangka waktu hitungan tahun?
- Sudahkah memilah sampah berdasarkan bahan dasarnya?

Belum lagi demi memenuhi kebutuhan papan dan keinginan menaikkan prestis, pembangunan gedung bertingkat dan pusat perbelanjaan yang makin meluas tidak dibarengi dengan reboisasi..

Jadi, sudahkah Anda memperdulikan lingkungan sekitar sebelum mengeluh ini itu?
Bila sudah, selamat, dan bantulah mempropagandakan gerakan 'Go green'.
Bila belum, jangan banyak komentar, berdiri tegak dan mulailah langkah awal Anda..

Tgr24122012
© by WP


* Berkaitan dengan tema 'refleksi', saya merekomendasikan sebuah buku berjudul 'Berani Menertawakan Diri Sendiri' karya Sulaiman Budiman. 
Di dalamnya terangkum beberapa kisah yang di antaranya berpesan supaya kita bisa berbesar hati menerima kesalahan atau kelemahan kita, kemudian mengubahnya menjadi sesuatu yang bernilai positif. 
Selamat membaca! 

Sunday, December 23, 2012

Batal Pulkam

Liburan Natal kali ini harusnya saya berada di Medan bersama keluarga besar dan merayakan pernikahan adik sepupu saya.
Lha, kok "harusnya"?
Ya, karena kebiasaan saya yang suka menunda waktu sampai mendekati batas waktu akhir, alhasih saya terlambat untuk mengejar penerbangan yang seharusnya saya tumpangi.
Sialnya, karena high-season, saya tidak bisa mendapatkan penerbangan selanjutnya, bahkan dari maskapai lain..

Setelah kejadian ini, saya jadi banyak berpikir..
Kalau saja hari itu saya bangun lebih pagi..
Kalau saja setelah bangun saya langsung bangun dan tidak bermalasan di ranjang.
Kalau saja saya pergi menyelesaikan urusan saya dengan taksi, bukan mengendarai motor sendiri (supaya bisa langsung ke bandara setelah urusan selesai)..
Kalau saja di tengah perjalanan pulang yang saat itu sudah mulai turun gerimis, saya tidak ragu2 menyetop taksi..
Kalau saja cuaca bersahabat, tidak hujan (ini sih di luar kendali manusia)..
MUNGKIN saya masih sempat untuk mengejar pesawat sebelum counter check-in ditutup..

Tapi nasi sudah menjadi bubur. Daripada berharap bisa memasak kembali bubur menjadi nasi, lebih baik cari bahan pelengkap seperti sobekan daging ayam, potongan cakue, kacang kedelai, kecap, sambal, lalu kita nikmati bubur ayam yang lezat..

Toh dengan tidak jadi berangkat ke Medan, saya bisa melakukan banyak kegiatan yang biasanya tidak bisa saya lakukan, membaca komik, mengetik artikel, pijat seluruh badan, mengeriting rambut, blablabla..
Saya juga berkesempatan menjenguk paman saya yang sedang sakit.

Dan dibandingkan rasa kecewa karena penerbangan yang batal, saya harusnya merasa lebih beruntung daripada saudara saya yang harus menghabiskan liburannya di ruangan rumah sakit..

Yah, pelajaran yang saya dapat kali ini :
Pertama dan utama, time is money!
Karena kelalaian sendiri dan terlambat sampai bandara, tiket yang sudah dibeli dari jauh hari pun hangus.
Kedua, belajar mengambil hikmah di balik suatu peristiwa yang tidak diinginkan.
Ketiga, selalu mencari nilai positif walau baru saja mengalami sesuatu yang tidak mengenakkan.
Keempat, tidak mudah down walau dalam kondisi tertekan.
(kok rasanya poin kedua sampai keempat mirip semua, hanya beda penyampaian.. ha..)

Sekarang cuma bisa berharap semoga liburan Tahun Baru yang direncanakan bersama teman2 berlangsung lebih lancar.

Kdy23122012
© by WP

Sunday, December 16, 2012

Bye part-time job..

Tidak terasa sudah satu tahun saya bekerja paruh waktu sebagai waitress sekaligus kasir di TOC (nama salah satu kafe di jalan Biak, Jkt)
Pada saat awal bekerja, banyak sekali cibiran dari orang dekat, terutama keluarga, mengenai jam kerja yang mengganggu waktu istirahat saya.
Jam kerjanya dibagi jadi 3 shift. Dan berhubung saya bekerja kantoran di siang hari, otomatis saya cuma bisa mengambil jam kerja shift III, yaitu jam 11 malam sampai jam 7 pagi keesokan harinya.
Banyak yang lantas bertanya. Trus ngantor jam brapa? Lu istirahatnya jam berapa? Ngga capek? Ngga ngantuk?
Dan seterusnya..
Well, saya cuma bisa jawab "kalau udah biasa ya ngga terasa capek.."
Dan alhasih, saya berhasil menjalankan double job saya selama setahun, pun jarang absen karena sakit (walau pernah kena tegur karena telat ke kantor :p)

Banyak hal yang bisa saya pelajari di sana.
Yang pasti, menjalani hubungan dengan orang sekitar. Entah dengan customer, rekan kerja, atasan, ataupun orang2 dari divisi lain;
Lebih bisa menilai pribadi seseorang (tabiat kerja) dengan melihat gerak-geriknya;
Mengatur pembelanjaan (stok barang);
Berhitung dan membuat laporan keuangan.

Ada perasaan hampa waktu memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan ini.
Kalau waktu itu saya selalu takut tidak punya waktu diajak pergi main, sekarang saya malah takut punya banyak waktu untuk disia2kan..


Hampa yang lainnya, akan terasa di buku tabungan saya..
Haish..

But still, akan mencari kerjaan paruh waktu lain yang fleksibel dalam jam kerja, namun dengan penghasilan yang lebih menjanjikan :D


HW16122012
© by WP

Monday, December 3, 2012

Reminder Ayah untuk Anak

Biasanya, saya memuat artikel terjemahan berisi tentang percintaan atau kehidupan pernikahan.
Kali ini mengenai sikap dalam menjalani kehidupan..

Semoga bermanfaat..

--- 

Seorang MC terkenal stasiun TV Hongkong, Liang Xuzhang, pernah menulis sepucuk surat untuk anaknya. Surat ini dengan cepat tersebar di tiap website besar. Banyak ayah yang tersentuh setelah membacanya. Saya rasa tidak hanya kepada anak, sebenarnya cocok dibaca oleh semua orang.

Di kehidupan berikutnya, tidak perduli cinta atau tidak, tidak akan berjumpa lagi - reminder yang ditujukan untuk anak
Anakku, reminder ini ditulis untukmu berdasarkan 3 prinsip
(1)    Keberuntungan dan kesialan dalam hidup tidak dapat diprediksi, tidak ada seorang pun yang mengetahui dapat hidup berapa lama. Ada beberapa hal lebih baik dibicarakan lebih awal.
(2)    Saya adalah ayahmu. Saya tidak memberitahumu, tidak akan ada yang memberitahumu
(3)    Catatan ini berisi pemahaman yang saya dapatkan setelah melalui kegagalan yang menyakitkan, akan membantumu menghemat waktu tersesat dan berbuat kesalahan yang mungkin akan kau lakukan.

Berikut adalah hal2 yang harus kau ingat dalam hidup:
(1)    Orang yang tidak berlaku baik padamu, jangan dianggap serius. Dalam hidupmu, tidak ada seorang pun yang berkewajiban berlaku baik padamu kecuali saya dan ibumu.
- mengenai orang2 yang baik padamu, selain harus dijaga dan disyukuri, harap banyak waspada, karena setiap orang melakukan sesuatu pasti ada alasan. Dia baik terhadapmu belum tentu karena dia menyukaimu. Harap dipilah dengan jelas, dan tidak perlu terlalu cepat menjadikan lawan bicaramu sebagai seorang teman sejati

(2)    Tidak ada orang yang tidak tergantikan, tidak ada barang yang harus dimiliki
- Bila mampu memahami poin ini, maka di masa mendatang saat orang di sampingmu tidak lagi menginginkanmu, atau saat kehilangan segala barang yang disayangi di muka bumi, seharusnya mengerti bahwa hal ini bukanlah suatu masalah yang besar.

(3)    Hidup itu singkat, hari ini kamu masih menghabiskan hidupmu, besok kamu akan menyadari bahwa hidup telah jauh meninggalkanmu
- karena itu semakin cepat engkau menyayangkan hidupmu, maka hari2 yang kau nikmati makin banyak. Daripada mengharapkan umur panjang, lebih baik lebih awal menikmati hidup

(4)    Di dunia ini tidak ada 'yang tercinta'. Cinta adalah perasaan kilat, perasaan ini pasti akan berubah mengikuti waktu dan suasana hati
- bila yang kau anggap 'tercinta' meninggalkanmu, silakan bersabar sejenak, biarlah waktu perlahan membilasnya, hati perlahan mengendap, kepahitanmu menjadi tawar. Jangan terlalu mengharapkan indahnya asmara, jangan membesarkan kesedihan karena patah hati 

(5)    Meskipun banyak orang sukses yang tidak memiliki pendidikan tinggi, tetapi tidak berarti kalau tidak rajin belajar maka pasti berhasil
- ilmu pengetahuan yang kamu pelajari adalah senjata yang kamu miliki. Manusia boleh memulai sesuatu dengan tangan kosong, tapi tidak boleh tangan kosong tak bersenjata. Harap ingat.

(6)    Saya tidak akan memintamu untuk menghidupi sisa hidupku, demikian pula aku tidak akan menghidupi sisa hidupmu. Sampai dengan kamu dewasa dan bisa mandiri, saat itulah tanggung jawabku selesai
- Di masa depan, kamu ingin naik bus atau Benz, makan sirip ikan atau bihun, bertanggungjawablah sendiri

(7)    Kamu dapat memaksa dirimu menjaga kepercayaan, tapi tidak bisa meminta orang lain untuk menjaga kepercayaan terhadapnya. Kamu bisa meminta dirimu untuk berbuat baik terhadap orang lain, tetapi tidak bisa menantikan kebaikan orang lain terhadapmu.
- kamu berbuat demikian pada orang lain, tidak berarti orang lain harus berlaku sama kepadamu. bila tidak memahami poin ini, maka hanya menambahkan beban pikiran yang tidak perlu

(8)    Saya telah membeli undian sepuluh hingga dua puluh tahun, namun masih saja miskin tak berharta. Bahkan hadiah hiburan pun tidak dapat. Ini membuktikan bahwa bila orang ingin berkembang, maka harus bekerja dengan giat. Di dunia ini tidak ada makan siang gratis

(9)    Orang terdekat hanya berjodoh sekali. Tidak perduli berapa lama kita akan saling berhubungan dalam kehidupan ini harap sayangilah masa2 kita berkumpul bersama. Di kehidupan berikutnya, cinta atau tidak cinta, tidak akan berjumpa lagi.
 
----

Setelah membaca artikel ini, adakah poin pembelajaran yang Anda dapat?

Menurut saya, menjalani hidup itu harus ikhlas dan banyak bersyukur.
Saat kita memberi, maka jangan berharap mendapat balasan.
Saat kita mendapatkan sesuatu, maka berterimakasihlah dan berhenti mengharapkan sesuatu yang lebih.

Mengenai sesuatu yang kita miliki, belum atau pernah dimiliki, semua di dunia bersifat fana dan bisa datang dan pergi tanpa kita tahu kapan dan bagaimana.
Mengerti cara 'merelakan' maka kita bisa mengendalikan agar rasa sakit dan kecewa itu tidak terlalu dalam..


HW011212
© by WP