Wednesday, February 12, 2014

Sanggupkah Aku?

Apa jadinya aku tanpa dirimu?
Memikirkannya saja aku meragu..
Ku takut hampa, gelap, sepi, sendu..
Aku harap kau selalu di sisi..
Bersama menua meniti hari..

Anganku menerawang kala bayangmu hilang..
Layaknya layang terbang di jauh awang..
Tak tentu arah dan bimbang mengambang..

 

Betapa kecewanya aku, ternyata ini balasmu..
Hal yang bahkan tak terlintas dalam bunga tidurku..
Kamu yang kucinta dan seorang wanita itu,
yang selalu jadi tempatku berbagi mengadu..
Tak tahu seberapa dalam rasa kucurah untukmu,
tak terhitung pula berapa detak kunapas demimu..


Ah, teganya, kejamnya, hancurnya..

Tapi kini, apa pun yang terjadi, aku akan mengangkat gelas tuk bersulang..
Demi bahagiamu dan dia, demi pencarian yang terwujud, juga ketersesatanku yang usai..
Terimakasih atas semuanya..
Kamu buat aku makin kuat dan tahu bahwa aku sanggup..

SB Cdg 22072013
© by WP

Petikan Jiwa

Di tengah malam yang sunyi sepi,
aku termenung di sisi terali..
Terdengar merdu alam menemani,
dan senandung gitar mengiringi..
Kucoba cipta sealun melodi,
ungkapkan apa di sanubari..
Ingin buatmu sekadar mengerti,
betapa aku sayang dan perduli..

Ide menulis puisi di atas muncul ketika saya sedang berkumpul dengan teman2 di Taman Ayodya, sebuah taman umum di sekitar Blok M, Jaksel.
Di sana berseliweran sejumlah kelompok musisi jalanan yang menyanyikan lagu cinta populer. Entah untuk kesenangan semata atau memang itulah perasaan mereka yang sesungguhnya..
Sementara itu, ada juga yang menyuarakan aspirasi mereka untuk negara kita tercinta, Indonesia, dalam lirik karangan sendiri..

Dalam dendangku tersirat ironi,
haru meratapi nasib negeri..
Bila dapat seperti dulu lagi,
yang konon 'gemah ripah loh jinawi'..
Ke mana pula budi pekerti?
Senyum ramah dan kerendahan hati.. 

Pada kenyataannya, banyak kisah yang buat saya kadang mengelus dada..
Lahan kita berkali lipat luasnya dari negara lain, sawah dan hutan pun membentang, tapi kenapa masih belum sanggup penuhi sebagian besar kebutuhan dalam negeri?
Bisnis properti yang 'menjanjikan' membuat yang kaya makin menggemuk, yang miskin makin terpuruk..
Satu orang atau instansi bisa memiliki beberapa akta kepemilikan tanah atau rumah, tapi sisi lain ada juga sekeluarga yang beratap langit terbuka..
Saat bahasa tidak lagi menunjukkan citra bangsa, banyak adaptasi bahasa asing, salah pengejaan, dan satuan kata mengalami pergeseran makna atau menimbulkan kerancuan arti.. 
Juga tidak berhenti heran kenapa ada saja pihak yang menganggap tindak kekerasan merupakan salah satu cara menyelesaikan suatu perkara..
Capek juga tiap kali mendengar atau mengucapkan 'ini Indonesia cuy..' untuk membenarkan apa yang tidak semestinya terjadi..

SB Cdg 12022014
© by WP