Malam minggu kmarin (26/2) saya dan eks anak les-lesan reuni di salah satu pusat belanja di BSD. Setelah dinner n ngobrol sebentar, berhubung tidak ada rencana kegiatan lain, akhirnya kita memutuskan untuk melanjutkan nonton. Dari skian banyak pilihan film, kita sepakat menonton "The Little Comedian" (TLC).
Sekilas tentang film..
Ini adalah film produksi Thailand kesekian yang berhasil menembus pasar Indonesia. Pada saat bersamaan, juga ditayangkan "Crazy Little Thing Called Love". TLC adalah film arahan direktur Vithaya Thongyuyong, dengan pemeran utama Jaturong Pholaboon dan Paula Taylor.
Alkisah sebuah grup pelawak Pa-Plern, yang sudah menjalankan bisnis ini turun-temurun. Generasi terakhirnya adalah 2 anak kecil. Si sulung, lelaki 12 tahun bernama Tock (Jaturong) dan si bungsu, perempuan bernama Mon. Yang disayangkan oleh keluarga ini adalah si sulung yang dianggap (seharusnya) bisa menjadi ahli waris malah tidak memiliki sense of humor sedikit pun, berbanding terbalik dengan adiknya. Kelucuan Mon didukung pula dengan wajahnya yang imut dan kelakuannya yang menggemaskan..
Di sekolah, Tock mempunyai dua teman baik (sebut A dan B) yang bersama membentuk grup lawak. Pernah suatu waktu mereka berencana tampil di depan kelas. Tapi memang dasarnya tidak punya selera humor, alhasih mereka malah dihukum oleh gurunya. Selepas sekolah, salah satu teman Tock, si A, bergegas pulang. Karena agak curiga, Tock dan teman satunya lagi, B, pun mengikuti diam-diam.
Ternyata, tempat yang dituju oleh A adalah satu klinik dokter kulit. Sesampai di sana, Tock dan B bersembunyi demi mencari tahu apa yang dilakukan A. Sayangnya, aksi pengintaian mereka ini ketauan oleh A.
Saat semua berkumpul dan mengobrol, Tock pun menyeletuk dan berbicara seperti biasa. Dia tidak menyangka ketika si dokter tiba-tiba berkomentar bahwa dia lucu. Sesaat ia terpana juga berbunga-bunga.. Dokter inilah orang pertama yang tertawa atas leluconnya. Dan setelah si dokter melepaskan maskernya, Tock berlipat-lipat kali jatuh hati padanya..
Cerita berlanjut dengan usaha Tock untuk mendekati si dokter, yang kemudian diketahui bernama Ice Preeya. Tock makan banyak cokelat dan begadang demi menumbuhkan jerawat.. Ia pun belajar meniru beberapa lelucon untuk menarik perhatian Ice.
Hari demi hari berlalu, Tock makin menyukai Ice dan mereka pun dekat. Suatu hari, saat sedang menyaksikan pertunjukan oleh keluarganya, Tock harus menahan malu. Pasalnya, saat ia dipanggil naik ke atas panggung, ia tidak mampu menceritakan lelucon yang bisa menghibur tamu di restoran tempat mereka pentas. Kebanyakan tamu hanya diam dan melanjutkan acara makan mereka. Ayahnya pun mengejek dengan mengatakan "Kalau ada yang bertanya, tolong jangan bilang bahwa kamu anakku.."
Memanaslah Tock.. Sedih pula..
Keesokan hari seperti biasa, Tock mengunjung Ice di klinik. Ia diberitahu oleh resepsionis bahwa si dokter ada kemungkinan keracunan makanan. Tock menyusul ke rumah sakit. Dan setelah menemukan Ice, Tock menjatuhkan dirinya di bangku sebelah Ice. Melihat tampang Ice yang agak tegang, Tock pun bertanya macam-macam pada Ice. Terakhir, karena Ice masih terdiam, didukung pula dengan pemandangan ibu hamil di sekitar, Tock setengah bercanda bertanya apakah Ice hamil. Betapa terkejut kala jawaban yang ia terima adalah "Betul" yang diucapkan dengan lirih.. Ice hamil oleh kekasihnya yang sedang studi di Amerika. Ice tidak memberitahu kekasihnya dengan alasan takut si kekasih malah memaksa pulang, yang dengan kata lain, Ice telah membuat si kekasih melepaskan impiannya. Atau kemungkinan lain yang dikhawatirkan, Ice malah akan dibuang oleh kekasihnya itu.. Ia sangat bimbang..
Yang tidak disangka, saking sukanya Tock pada Ice, ia bahkan menawarkan diri menjadi ayah dari si anak! Sekilas memang menggelikan, tapi pada saat Ice meneteskan air mata harunya, saat itu pula saya melakukan hal yang sama.. Dan di beberapa babak inilah terlihat keseriusan seorang anak 12 tahun berkorban demi orang yang dia sukai..
Haiii.. Betapa besar kekuatan cinta itu. Tak kenal usia dan sangat mulia..
Meskipun tergolong cerita komedi, namun ada beberapa adegan dalam film yang berhasil menguras air mata saya.
- Dalam hidup, kadang ada waktunya kita merasa terlupakan. Perih rasanya.. Terutama kalau saingan yang membuat kita merasa begitu adalah orang yang kita anggap lebih tidak terkualifikasi (dalam hal ini, Mon yang usianya di bawah Tock)
- Saat Tock mulai meragukan rasa sayang ayah terhadapnya, si ibu mengingatkan betapa si ayah sangat menyayangi dia, mau bersusah payah menyamar menjadi wanita pada upacara kelulusan Tock
Sekilas tentang sebuah tradisi Thailand, tiap (semacam) upacara kelulusan, ada potongan acara di mana seorang anak bersujud dan memasangkan pin melati di dada si ibu. Mungkin ini adalah wujud rasa hormat dan terimakasih kepada ibu yang melahirkan dan merawat kita.. Adat yang jarang terlihat di Indonesia atau bahkan belahan negara lain saya rasa..
- Adegan lain adalah ketika melihat bahwa Tock meski tidak punya bakat melucu, tapi sungguh berusaha keras untuk mempelajarinya.. Si ayah akhirnya menemukan catatan pelajaran melawak dan tumpahan perasaan Tock yang ditulis di halaman dalam buku sekolahnya. Ayah pun memaklumi dan tidak lagi memaksa Tock untuk mengikuti jejaknya..
bsd28022011
© by WP
* gambar diambil dari http://www.trendysnack.com/images/movie/multimedia_418_1_p3.jpg
* web referensi http://asianmediawiki.com/The_Little_Comedian
* baru tau kalo pemeran utama wanita, Paula Taylor, adalah seorang VJ MTV. Campuran dari ayah Australia dan ibu Thailand.. Tidak heran lah punya nama keren bgitu.. :p
No comments:
Post a Comment
Left your comment..