Satu lagi artikel terjemahan.
Cocok dibaca oleh para suami yang merasa istri hanya bersantai di rumah. Juga oleh para istri yang merasa disepelekan oleh suami.
Please enjoy :D
Ada seorang lelaki yang sangat membenci rutinitasnya harus ke kantor setiap hari sementara istrinya seharian diam di rumah. Kemudian dia pun berdoa : ‘Tuhan yang kucinta, setiap hari saya bekerja mengorbankan waktu selama 8 jam, tetapi istri saya hanya berdiam diri di rumah, bersantai dan tidak melakukan apa2. Saya berharap dia mengerti bagaimana aktivitas saya sehari-hari, karenanya tolong tukarkan raga kami!’
Tuhan dengan kebijaksanaan tiada tara-Nya mengabulkan permintaan si laki2.
Hari berikutnya, saat terbangun dari tidur, si laki2 sudah berubah menjadi seorang wanita.
Sebangun tidur, dia mulai mempersiapkan sarapan untuk pasangannya, kemudian membangunkan anak2 yang enggan beranjak dari ranjang dan mengantarkan mereka ke sekolah.
Dalam perjalanan pulang ke rumah, ia menitipkan sebagian cucian di laundry, ke bank menabungkan uang, berbelanja ke pasar, kemudian sesampai di rumah meletakkan belanjaan dan membuat perincian keuangan.
Setelah menghitung uang, ia membersihkan kotak pasir kucing, kemudian memandikan anjing.
Waktu menunjukkan pukul 1 siang, ia dengan cepat melipat selimut, mencuci baju, dan mengepel. Setelah memberi makan anjing dan kucingnya, ia bergegas ke sekolahan menjemput anak2, kemudian sepanjang perjalanan pulang harus beradu mulut dengan anak2 yang semakin lama semakin kurang ajar itu.
Setiba di rumah, ia harus mempersiapkan kudapan dan susu untuk anak2, mengawasi mereka mengerjakan PR, mempersiapkan setrikaan, lalu menyetrika sambil menonton siaran ulang opera sabun di TV.
Pukul 4 sore, ia mulai mengupas kentang, mencuci sayur kemudian membuat pie daging panggang dan salad, bersiap2 untuk makan malam.
Setelah makan malam, si istri yang tidak tahu malu itu sepulang kerja, makan, lalu duduk di ruang tamu menonton pertandingan bola. Sementara itu dia sibuk membereskan dapur, mencuci piring, melipat baju yang telah dijemur, meninabobokan anak2.
Jam 9 malam, ia sangat kelelahan, tapi khawatir dengan pekerjaan ini itu di siang hari masih banyak yang belum selesai dikerjakan.
Tidak perduli lagi, ia segera naik ke ranjang ingin beristirahat. Pada saat itulah, si istri yang tidak ada kerjaan malah bersemangat ingin bersetubuh. Dia dengan terpaksa berakting seolah merasa senang.
Tanpa bertujuan mengeluh, keesokan hari sebangun tidur, ia merapat ke pinggir ranjang berlutut, beruraikan air mata berkata pada Tuhan : ’Tuhan, aku tak tahu apa yang telah aku pikirkan sebelumnya. Sekarang saya tahu saya salah dan keterlaluan, iri kepada istri yang seharian di rumah. Kumohon, biarlah kami bertukar kembali’
Tuhan dengan kebijaksanaan tiada tara-Nya menjawab : ’anakKu, Saya sangat gembira kamu sudah belajar kearifan, Saya juga bersedia menukarkan kembali kalian berdua. Tetapi kamu masih harus menunggu 279 hari lagi. Karena..
>
>
>
>
>
>
Semalam kamu hamil’
Kisah di atas hanya fiktif belaka yang saya terjemahkan dari satu artikel yang saya baca di satu jejaring sosial. Bila ada kesamaan dengan kehidupan pernikahan Anda, pastilah tidak disengaja.
Pesan bagi para suami yang istrinya bekerja di rumah : tidak mudah menjadi seorang ibu rumah tangga. Perlakukanlah mereka dengan baik :D
Untuk para wanita yang berprofesi sebagai IRT : jangan rendah diri dengan status Anda. Walaupun tidak ada pemasukan, tidak ada jenjang karir, dan tidak ada surat referensi kerja, tapi pekerjaan yang Anda lakukan sangatlah berat dan sangat mulia.
Cheers! :D
HW25082012
© by WP
Please enjoy :D
Ada seorang lelaki yang sangat membenci rutinitasnya harus ke kantor setiap hari sementara istrinya seharian diam di rumah. Kemudian dia pun berdoa : ‘Tuhan yang kucinta, setiap hari saya bekerja mengorbankan waktu selama 8 jam, tetapi istri saya hanya berdiam diri di rumah, bersantai dan tidak melakukan apa2. Saya berharap dia mengerti bagaimana aktivitas saya sehari-hari, karenanya tolong tukarkan raga kami!’
Tuhan dengan kebijaksanaan tiada tara-Nya mengabulkan permintaan si laki2.
Hari berikutnya, saat terbangun dari tidur, si laki2 sudah berubah menjadi seorang wanita.
Sebangun tidur, dia mulai mempersiapkan sarapan untuk pasangannya, kemudian membangunkan anak2 yang enggan beranjak dari ranjang dan mengantarkan mereka ke sekolah.
Dalam perjalanan pulang ke rumah, ia menitipkan sebagian cucian di laundry, ke bank menabungkan uang, berbelanja ke pasar, kemudian sesampai di rumah meletakkan belanjaan dan membuat perincian keuangan.
Setelah menghitung uang, ia membersihkan kotak pasir kucing, kemudian memandikan anjing.
Waktu menunjukkan pukul 1 siang, ia dengan cepat melipat selimut, mencuci baju, dan mengepel. Setelah memberi makan anjing dan kucingnya, ia bergegas ke sekolahan menjemput anak2, kemudian sepanjang perjalanan pulang harus beradu mulut dengan anak2 yang semakin lama semakin kurang ajar itu.
Setiba di rumah, ia harus mempersiapkan kudapan dan susu untuk anak2, mengawasi mereka mengerjakan PR, mempersiapkan setrikaan, lalu menyetrika sambil menonton siaran ulang opera sabun di TV.
Pukul 4 sore, ia mulai mengupas kentang, mencuci sayur kemudian membuat pie daging panggang dan salad, bersiap2 untuk makan malam.
Setelah makan malam, si istri yang tidak tahu malu itu sepulang kerja, makan, lalu duduk di ruang tamu menonton pertandingan bola. Sementara itu dia sibuk membereskan dapur, mencuci piring, melipat baju yang telah dijemur, meninabobokan anak2.
Jam 9 malam, ia sangat kelelahan, tapi khawatir dengan pekerjaan ini itu di siang hari masih banyak yang belum selesai dikerjakan.
Tidak perduli lagi, ia segera naik ke ranjang ingin beristirahat. Pada saat itulah, si istri yang tidak ada kerjaan malah bersemangat ingin bersetubuh. Dia dengan terpaksa berakting seolah merasa senang.
Tanpa bertujuan mengeluh, keesokan hari sebangun tidur, ia merapat ke pinggir ranjang berlutut, beruraikan air mata berkata pada Tuhan : ’Tuhan, aku tak tahu apa yang telah aku pikirkan sebelumnya. Sekarang saya tahu saya salah dan keterlaluan, iri kepada istri yang seharian di rumah. Kumohon, biarlah kami bertukar kembali’
Tuhan dengan kebijaksanaan tiada tara-Nya menjawab : ’anakKu, Saya sangat gembira kamu sudah belajar kearifan, Saya juga bersedia menukarkan kembali kalian berdua. Tetapi kamu masih harus menunggu 279 hari lagi. Karena..
>
>
>
>
>
>
Semalam kamu hamil’
Kisah di atas hanya fiktif belaka yang saya terjemahkan dari satu artikel yang saya baca di satu jejaring sosial. Bila ada kesamaan dengan kehidupan pernikahan Anda, pastilah tidak disengaja.
Pesan bagi para suami yang istrinya bekerja di rumah : tidak mudah menjadi seorang ibu rumah tangga. Perlakukanlah mereka dengan baik :D
Untuk para wanita yang berprofesi sebagai IRT : jangan rendah diri dengan status Anda. Walaupun tidak ada pemasukan, tidak ada jenjang karir, dan tidak ada surat referensi kerja, tapi pekerjaan yang Anda lakukan sangatlah berat dan sangat mulia.
Cheers! :D
HW25082012
© by WP
No comments:
Post a Comment
Left your comment..