Membaca judul di atas, mungkin Anda akan berpikir, "Ih, serem amat!"
Bukan maksud saya untuk menuliskan surat wasiat di sini. Tapi untuk mengingatkan siapa pun yang membaca artikel ini. Entah yang berpikiran positif, atau yang memang mempunyai pikiran sempit.
Hidup ini tak pelak dari masalah.
Terkadang kita menemui pasir halus yang mengganggu perjalanan. Terkadang berupa kerikil, kadang pula dalam ukuran yang lebih besar.
Ada yang bisa dipecahkan dengan mudah, ada pula yang rasanya meskipun sudah berdoa dan berusaha sepenuh tenaga tapi belum juga terselesaikan.
Pada saat inilah kekuatan kita diuji.
Apakah bisa terus berpikir positif dan bangkit melanjutkan hidup, atau justru terpuruk lalu memilih jalan bodoh..
Beberapa waktu lalu, teman saya (sebut saja namanya Bunga, janda beranak dua) mencoba untuk menabrakkan dirinya ke tengah jalan di tengah pagi buta. Beruntung, seorang sekuriti melihat gelagatnya dan menangkap dia sebelum sesuatu yang mengerikan terjadi.
Saya ditelepon oleh sekuriti tsb dan saya pun pergi menjemput Bunga. Setelah berhasil membujuk dia untuk berjalan pulang, saya menunggu dia agak tenang dan mau menceritakan tentang masalahnya.
Sesaat saya berpikir, "Kirain hal begini cuma ada di sinetron.. Ngga nyangka gw bisa mengalaminya juga.. "
Bunga bercerita, dia merasa hidupnya tidak berguna lagi. Dia baru saja mengalami penolakan dari pacarnya, padahal dia sudah terlanjur sayang dan berharap pada pria tsb.
Saya mencoba mengingatkan bahwa dia masih mempunyai 2 anak yang membutuhkan dia, masih banyak pria yang mungkin akan hadir dan bisa menjadi suaminya dan ayah yang baik bagi anak2nya, buat apa memikirkan seseorang yang bahkan tidak bisa menghargainya, dll..
Untungnya sekarang dia sudah mulai sadar dan tidak mudah membuat keputusan sesat itu..
Menurut saya, bunuh diri saja sudah merupakan keputusan bodoh. Bunuh diri karena cinta tak bertepuk tangan, lebih tolol lagi..
Sebelum memasang tali di dinding plafon rumah Anda, menggoreskan belati di pergelangan tangan, menyediakan obat2an dan air minum di hadapan Anda, atau cara apapun yang terpikirkan untuk mengakhiri hidup Anda, pikirkanlah ada berapa banyak orang yang menyayangi Anda dan akan merasa kehilangan.
Dibandingkan dengan apa yang telah membuat Anda kecewa beberapa waktu lalu, ada berapa kesenangan yang mungkin menanti Anda di depan dan mungkin akan Anda lewatkan.
Pikirkan juga seberapa besar pengorbanan ibu Anda saat beliau terbaring di rumah sakit untuk melahirkan Anda. Berapa banyak yang telah ia korbankan untuk hidup Anda, kok segitu mudahnya Anda memutuskan garis hidup yang sudah dengan susah payah diperjuangkan ibu Anda.
Jangan lakukan sesuatu yang dimulai dengan emosi sesaat dan berakhir di penyesalan tak berujung..
Think before do!
Sarinah281012
© by WP
Bukan maksud saya untuk menuliskan surat wasiat di sini. Tapi untuk mengingatkan siapa pun yang membaca artikel ini. Entah yang berpikiran positif, atau yang memang mempunyai pikiran sempit.
Hidup ini tak pelak dari masalah.
Terkadang kita menemui pasir halus yang mengganggu perjalanan. Terkadang berupa kerikil, kadang pula dalam ukuran yang lebih besar.
Ada yang bisa dipecahkan dengan mudah, ada pula yang rasanya meskipun sudah berdoa dan berusaha sepenuh tenaga tapi belum juga terselesaikan.
Pada saat inilah kekuatan kita diuji.
Apakah bisa terus berpikir positif dan bangkit melanjutkan hidup, atau justru terpuruk lalu memilih jalan bodoh..
Beberapa waktu lalu, teman saya (sebut saja namanya Bunga, janda beranak dua) mencoba untuk menabrakkan dirinya ke tengah jalan di tengah pagi buta. Beruntung, seorang sekuriti melihat gelagatnya dan menangkap dia sebelum sesuatu yang mengerikan terjadi.
Saya ditelepon oleh sekuriti tsb dan saya pun pergi menjemput Bunga. Setelah berhasil membujuk dia untuk berjalan pulang, saya menunggu dia agak tenang dan mau menceritakan tentang masalahnya.
Sesaat saya berpikir, "Kirain hal begini cuma ada di sinetron.. Ngga nyangka gw bisa mengalaminya juga.. "
Bunga bercerita, dia merasa hidupnya tidak berguna lagi. Dia baru saja mengalami penolakan dari pacarnya, padahal dia sudah terlanjur sayang dan berharap pada pria tsb.
Saya mencoba mengingatkan bahwa dia masih mempunyai 2 anak yang membutuhkan dia, masih banyak pria yang mungkin akan hadir dan bisa menjadi suaminya dan ayah yang baik bagi anak2nya, buat apa memikirkan seseorang yang bahkan tidak bisa menghargainya, dll..
Untungnya sekarang dia sudah mulai sadar dan tidak mudah membuat keputusan sesat itu..
Menurut saya, bunuh diri saja sudah merupakan keputusan bodoh. Bunuh diri karena cinta tak bertepuk tangan, lebih tolol lagi..
Sebelum memasang tali di dinding plafon rumah Anda, menggoreskan belati di pergelangan tangan, menyediakan obat2an dan air minum di hadapan Anda, atau cara apapun yang terpikirkan untuk mengakhiri hidup Anda, pikirkanlah ada berapa banyak orang yang menyayangi Anda dan akan merasa kehilangan.
Dibandingkan dengan apa yang telah membuat Anda kecewa beberapa waktu lalu, ada berapa kesenangan yang mungkin menanti Anda di depan dan mungkin akan Anda lewatkan.
Pikirkan juga seberapa besar pengorbanan ibu Anda saat beliau terbaring di rumah sakit untuk melahirkan Anda. Berapa banyak yang telah ia korbankan untuk hidup Anda, kok segitu mudahnya Anda memutuskan garis hidup yang sudah dengan susah payah diperjuangkan ibu Anda.
Jangan lakukan sesuatu yang dimulai dengan emosi sesaat dan berakhir di penyesalan tak berujung..
Think before do!
Sarinah281012
© by WP
No comments:
Post a Comment
Left your comment..