Monday, November 11, 2013

Andai Aku Berjalan Kaki..

Judul lengkap buku ini adalah "Andaikan aku berjalan kaki, masihkah engkau selalu ada untukku?", karya seorang yang tumbuh besar dalam lingkungan agama yang kuat, seorang cerpenis, publisher, bernama Edi Mulyono, atau yang mempunyai nama pena Edi AH Iyubenu.

Di dalamnya terdapat 14 buah cerita pendek yang memaparkan keberagaman tingkah laku dan aneka gejolak rasa dalam sesosok manusia, yang (semoga) bisa dijadikan bekal untuk menjalani kehidupan fana nan singkat ini.

Isi cerita pertama sesuai dengan judul buku.
Salah satu alineanya mengutip kata-kata dari kakek si penulis : "Pohon, kalau masih rindang daunnya, semua orang ingin berteduh di bawahnya. Namun jika sudah meranggas, rontok daunnya, jangankan berteduh, bahkan semua ingin menebangnya, setidaknya untuk dijadikan kayu bakar"
Ya, dalam hidup, tidak jarang kita menemukan teman yang hanya menemani dalam keadaan senang. Begitu kita mengalami kesusahan, bayangan mereka pun bahkan tak tampak..
Apabila saat ini Anda memiliki sahabat yang mau menemani dalam susah, jangan sia2kan dia atau mereka..

Kisah berikutnya berjudul "Saat kucium kening beku nenek".
Melalui cerita ini, kita yang cenderung sibuk dan sering kali mendahulukan pekerjaan diingatkan agar lebih banyak meluangkan waktu bersama orang-orang tercinta. Jangan menunggu hingga waktunya berpisah dan ajal merentangkan jarak.

Beberapa kisah mengedepankan ego manusia yang menyesatkan. Misalnya keengganan (gengsi) untuk mengucapkan maaf, padahal dialah yang bersalah. Atau di kala seseorang itu terlalu sibuk memikirkan dirinya sendiri, merasa selalu benar, sehingga lupa untuk mendengarkan pendapat orang lain. Juga tentang seorang gadis yang merombak penampilan luarnya hanya untuk mendapatkan kemudahan dari lawan jenis, namun semua usahanya malah berakhir sia-sia.

Ada juga cerita mengenai konflik antara pria dan wanita yang disebabkan munculnya godaan dalam wujud yang lebih apik, ketidakmampuan menahan emosi, dan karena mudahnya terhasut oleh ucapan orang-orang di sekitar tanpa mengusut terlebih dahulu.

Pula beberapa lain yang jelas bisa mewakili suara hati, kisah keseharian kita, membuat kita membaca seraya berkomentar, 'ya, ya, ya..'

Kmy 231013
© by WP