Sunday, March 12, 2017

Debut karir di Darwin I

MASA PENCARIAN

Beberapa hari awal ketibaan di Darwin, saya masih belum begitu gencar mencari pekerjaan. Saya sengaja meluangkan waktu melakukan beberapa proses administrasi yang perlu untuk bertahan hidup (Lebay!). Misal beli nomor ponsel dan pengaturan fitur data, pembukaan rekening bank sekalian akun saver dan superannuation (untuk menampung dana pensiun), pengajuan TFN (Tax File Number, setara dengan NPWP di Indonesia) secara online, berkeliling kota mengenali rute dan daerah sekitarnya, serta edit-edit resume.

Resume versi pertama berupa gubahan dari hasil unduh CV online. Masih mencantumkan foto diri dan biodata di sisi atas halaman, serta pengalaman kerja kantoran selama di Indonesia (terutama Jakarta) dan  pengalaman kerja paruh waktu saat kuliah dulu di Taiwan (karena lebih relevan dengan apa yang mungkin akan saya kerjakan selama WHV, yaitu bidang hospitality).
Di periode awal ini (sekitar tanggal 19 sampai 23 Oktober), saya sempat drop resume di OAK cafe, Tramontana Restaurant, Telstra shop, Darwin Central Hotel di daerah city, bahkan sampai ke area Parap dan Winnelie (area pergudangan nan jauah di mato).
Pada masa inilah saya bertemu dengan restoran tempat pertama saya bekerja, Oka Teppanyaki dan bos baik hati 'si kumbang' yang lokasi kerjanya nun jauh di pedalaman Gunbalanya/Kakadu (baca kisahnya di sini).

Kemudian tanggal 28 Oktober hingga 3 November 2016, saya menjelajahi kota, menyebar resume ke cafe/coffee shop, restoran take away, hotel dan juga secara online. Di periode ini, saya bertemu dengan pekerjaan saya yang kedua tapi menempati posisi pendapatan pertama, yaitu Frontier Hotel (baru mulai bekerja seminggu kemudian karena sang supervisor sedang berlibur, belum sempat interview).

Tanggal 4 November 2016, karena baru awal diterima bekerja di restoran, maka shift yang diberikan masih sangat sedikit, hanya satu atau dua hari dalam seminggu. Agak khawatir pendapatan tidak mencukupi atau sewaktu-waktu didepak, akhirnya saya mencoba melamar pekerjaan via Agrilabour dan The Job Shop. Keduanya bergerak di bidang outsourcing perkebunan (hal yang sebenarnya ingin saya lakukan karena kebetulan saya lulusan hortikultur alias tanaman budi daya).
Faktor lain adalah karena saya sudah tiga minggu menganggur di Darwin, sudah hampir putus asa mencari pekerjaan. Tak disangka respon mereka cukup cepat. Dalam hari itu, saya mendapat telepon dari keduanya.

Namun entah kenapa, saya ragu untuk masuk ke pedalaman, dan memilih untuk tetap tinggal di pusat kota. Saya putuskan bahwa saya akan bekerja di kebun bila sampai dengan 1,5 bulan di Darwin masih tidak ada hasil.

Tanggal 11 November 2016, walaupun sudah mulai bekerja di hotel, tapi masih iseng mencari pekerjaan secara online. Beruntung sekali saya melihat ada iklan loker untuk mengajar bahasa Indonesia. Ha.. (kisahnya ada di sini)

Tanggal 16 November 2016, menelusuri sepanjang jalan Mitchell street (di mana pusat perbelanjaan, restoran, cafe, bar, hotel berkumpul), kemudian The Mall dan juga Nirvana (satu restoran dengan konsep live music, yang menarik saya untuk melamar di sana)

Tanggal 9 Desember 2016, mencoba melamar pekerjaan di Unwind Massage Shop di Parap.
Sebenarnya sudah tertarik untuk melamar dari awal ketibaan di Darwin. Tapi karena waktu itu tidak menemukan lokasinya (agak tersembunyi karena hanya terlihat pintu depan dan harus menaiki tangga untuk sampai di tempat prakteknya) maka urung melamar.
Kali ini setelah bertemu dengan owner dan berbincang sedikit, akhirnya saya memadamkan api untuk bekerja dan belajar massage sementara waktu. Beliau mengatakan bersedia menyalurkan ilmu, namun dengan syarat saya harus bekerja di sana minimal 6 bulan (padahal niat awal saya untuk WHV adalah berkeliling Australia setelah selang beberapa bulan, idealnya 3-4 bulan).

Seberapa kali masa perjuangan menyebar resume, sebanyak itulah perubahan format dan data dalam resume saya. Misal penghapusan daftar pekerjaan selama di Indonesia (karena yang dilihat dan dipertimbangkan oleh employer lokal adalah apa yang kamu dapatkan di Australia. Lulusan Harvard atau Cambridge, pengalaman bekerja selama 5 tahun di perusahaan bergengsi di Indonesia, itu cuma secuil saja. Yang terpenting bagaimana attitude dan kemauan untuk bekerja dan menerima ilmu baru), perubahan alamat tempat tinggal, penambahan pengalaman bekerja, serta skill dan atau sertifikat.
Dan setelah sekian lama ke sana kemari, akhirnya saya pasrah dan mensyukuri dua pekerjaan yang sudah saya miliki. Kisah double job saya bisa dibaca di sana..

Selain dua pekerjaan utama saya di restoran dan hotel, ada juga pekerjaan sampingan kecil (jangka waktu pendek) yang lumayan menambah pendapatan dan pengalaman. Baca kisahnya di situ..

Sekian cerita perjalanan saya selama di Darwin. Sampai jumpa di kota berikutnya yaa..
(jadi ingat iklan shampo yang mengadakan audisi keliling Indonesia, ha..)

© by WP
Cbr 22072017